Kondisi Terkini Pasca Gempa Turki-Suriah, Korban Tewas Terus Bertambah Capai 9.504 Orang
Gempa di Turki dan Suriah terjadi pada 6 Februari 2023 dini hari. Ada tiga kali gempa susulan yang menghantam dua negara tersebut. Setelah gempa pertama yang berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR), wilayah ini diguncang gempa susulan berkekuatan 6,7 SR. Gempa berkekuatan 7,5 SR terjadi beberapa jam kemudian, disusul dengan gempa 6,0 SR pada sore hari.
Hingga sore hari ini, Rabu (8/2/2023) korban tewas akibat gempa Turki-Suriah terus bertambah. Kini total korban tewas menjadi sekitar 9.504 orang. Dilansir dari Agence France-Presses (AFP), terhitung hingga siang ini data resmi pemerintah dan otoritas medis mencatat sebanyak 6.957 orang tewas di Turki dan 2.457 lainnya di Suriah.
“Jumlahnya diperkirakan akan meningkat secara signifikan,” demikian keterangan White Helmets kepada AFP.
Dilansir dari detiknews.com proses pencarian korban gempa Turki terhambat setelah hujan salju melanda lokasi terjadinya gempa. Beberapa hujan salju masih mungkin terjadi sepanjang hari ini. Cuaca musim dingin yang ekstrem juga menghambat upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan. Beberapa daerah bahkan sudah kehabisan bahan bakar dan warganya hidup tanpa listrik.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu memperingatkan bahwa 48 jam ke depan akan menjadi ‘momentum kritis’ dalam pencarian korban. Hal itu dikarenakan suhu hampir di atas titik beku.
Di Suriah, upaya bantuan juga terhambat oleh perang yang sedang berlangsung dan isolasi wilayah yang dikuasai pemberontak di sepanjang perbatasan, yang dikelilingi oleh pasukan pemerintah yang didukung Rusia. Suriah sendiri masih berada di bawah sanksi-sanksi Barat yang terkait dengan perang.
Sejauh ini sudah banyak negara yang memberikan bantuan gempa Turki-Suriah. Indonesia menjadi salah satu negara yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban gempa di Turki dan Suriah. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa kemarin.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan sebanyak 13 juta dari 85 juta penduduk negara itu terkena dampak gempa Magnitudo (M) 7,8. Dia telah mengumumkan keadaan darurat di 10 provinsi. Otoritas Turki sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 8.000 orang telah dikeluarkan dari puing-puing bangunan di Turki, dan sekitar 380.000 orang mengungsi di tempat-tempat penampungan pemerintah atau hotel-hotel.
Sementara itu kondisi WNI terdampak gempa Turki, sebanyak 104 WNI terdampak gempa Turki akan dievakuasi ke ibu kota Ankara. Tim KBRI Ankara mengevakuasi 104 WNI dari lima titik, yaitu Gaziantep, 40 orang di Gaziantep, 40 orang di Kahramanmaras, 14 orang di Dyarbakir, 9 orang di Hatay, dan 1 orang di Adana.
Duta Besar RI untuk Turki mengemukakan, para WNI tersebut harus dievakuasi ke Ankara karena mereka sudah tidak memiliki tempat tinggal yang layak. Sementara itu, rumah penampungan atau safe house yang disiapkan oleh pemerintah setempat sudah melebihi kapasitas.
“Untuk saat ini, mereka ada yang tinggal di masjid, stadion olahraga, dan di tenda-tenda di lapangan,” ucapnya.
Penulis : Wafa Amatullah
Editor : Hafidz Ramadhan